Sunday, June 26, 2016

Tensi 290 Ibu Masih Kuat Puasa

Kejadian ini 2 tahun lalu saat akan chek up rutin tiap bulan ke Dokter Hanardi kawasan kalurahan Tipes Surakarta ( Solo ). Badan yang tidak enak serta sedikit flue, Ibu meminta saya menemani ke Dokter langganannya, yakni dokter Hanardi yang usianya juga sudah masuk usia tua sekitar 70 tahun dan terkenal sabar disamping beliau juga mengeluarkan obat. Biaya chek up dirasa terjangkau untuk berbagai lapisan dan nilai plus nya, mendapatkan obat di tempat yang sama. Sampai tempat eriksa, seperti biasanya check up jantung, tensi dan obrolan ringan.

Setelah periksa selesai, hasil deteksi tensi menunjukkan angka cukup fantastis yakni 290, dan hari itu masih dalam keadaan puasa. Waktu chek up sore hari antara jam 17.00 - 20.00 sesuai jam praktek dan saya ambil di awal/ antrian pertama karena menjelang buka puasa. Pengalaman yang sudah sudah hasil chek up biasanya sekitar 200-220. Dokter bilang, sehabis ini segera chek up jantung ke spesialist sesuai pilihan Ibu. Namun ada peristiwa dan mungkin ini juga langka, yakni Ibu sempat bicara ke dokter yang katanya : Pak Dokter, alatnya jangan jangan salah baca...?? Hmmmm, inilah pernyataan sepanjang saya menemani Ibu cukup membuat senyum, aneh sekaligus tidak sambung. Akan tetapi apa dikata, pengertiannya selama ini yakni normalitas antara angka 200-220 nilai atas serta batas bawah sekitar 120-130 an. Jika anda seorang dokter memperoleh respond dan ungkapan demikian, bagaima reaksi anda ?.

Esoknya sebagaimana arahan dokter, Ibu saya bawa ke Dokter Fathoni, spesialist jantung ( penyakit dalam yang cukup ternama di Solo ). Begitu sampai rumahnya ( kebetulan Ibu sangat kenal keluarga dokter ini ), malah minta pulang, karena nanti saat periksa jantung sang dokter tidak mau dibayar...?. Lagi lagi peristiwa langka ini terjadi, bahkan saya sempat memencel tombol (bel) isyarat mau masuk ruang prakteknya. Sebagai anak, saya hanya mengalah menurut kemauan bunda dan akhirnya langsung pulang lagi.

No comments: