Monday, June 20, 2016

Kurang Garam Leee.....!!!

Hari Ahad atau Minggu kemarin, mengingat menu buka yang saya saksikan ternyata Ibu yang alhamdulillah masij kuat berpuasa menjelang paruh ramadhan tahun ini, sangat kurang tambahan atau sayuran. Ide muncul paginya untuk belanja sayur mayur ke pasar kembang Solo meski kabarnya, sebagian wilayah Solo kena musibah banjir hujan malam minggunya. Langsung ke penjual sayur dan kusebut kepada pedagang, untuk sayur asem Pak, ikut saja apa saja bumbu dan sayurannya sekalian tempe dan tahu nya.

inspeksi irisan sayur
 Meski hari minggu, car freeday ( CFD) di Slamet riyadi tetap buka dan saya manfaatkan untuk main tenis meja (pingpong) sebentar meski dalam keadaan puasa, tidak masalah. Hanya porsi seni mainnya diubah dengan tenaga minimal saja. Usai dari tenis meja, kebetulan ada Bapak Prof. Aris MSc (ahli psikiatri ) selaku ketua PTMSI Solo, tak kubiarkan kesempatan buat main satu set. Jam mendekati angka 09.00 pagi, baru pulang ke rumah Ibu.

siap gas tipis sayurnya

Karena kecapekkan dan cukup keringat serta terasa ngantuk, tertidut hingga jelang sholat dhuhur. Habis dhuhur, sempat mengaji beberapa ayat Al Quran langsung action mau masak. Ternyata Ibu tahu kalau mau masak, kebiasaan Ibu tak bisa tinggal diam jika saya mulai kerja urusan belakang. Bawang merah, kacang panjang, tomat, daun so, garam, gula merah kusiapkan. Air mulai mendidih, semua sayuran yang sudah disiapkan kumasukkan ke panci yang ala kadarnya ( Ibu suka menyimpan barang barang lamanya ). Bawang merah (brambang : jawa) sekalian garam dan gula jawa dimasukkan. 10 Menit kemudian, Ibu mencicipi, dan langsung keluar kalimat : Kurang Garam Lee.....!!. Lee, panggilan orang tuwa kepada anak yang cukup akrab. Bagaimana saya mau cicipi...?? yang penting asal masuk saja. Dirasa sudah cukup, mulai saya menggoreng tahu dan tempe masing masing cukup hingga buat sahur paginya.

habis masak simpan foto di PC jadoel

Habis magrib, segera siap buat santap buka puasa dengan masakan sendiri. Saat merasakan sayur, karena tadi kurang garam akhirnya saya tambah lagi, ternyata sayur asemya : teralalu asin, dan tempe tahu nya sama juga, kata Ibu : Kabeh Kasinen (logat jawa). Bagaimanapun rasanya, karena masakan saya, terpaksa Ibu tidak komplain, maklum jika saya belikan sayur di luar (warung) bila kedapatan kurang sreg, akan protes saat itu, yah demikianlah Ibu. Apapun dan bagaimanapun, tetap harus kita nikmati pelayanan meski menurutnya sangat kurang, yang penting berbuka puasa diwarnai serba asin. Alhamdulillah, tetap nikmat dengan masak sendiri. Minggu depan, akan belajar masakan lain, yang beda dari kemarin, gumam saya.



No comments: